Probolinggo Gelar Festival Seni Budaya Pendhalungan, Usung Kearifan Lokal Jawa-Madura

Probolinggo – Dalam rangka melestarikan kebudayaan lokal, kegiatan bertajuk “Rawat Budaya Pendhalungan” digelar di Alun-alun Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jum’at (20/9). Acara ini diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Kemendikbudristek dengan tujuan melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Pendhalungan di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur selama dua hari. Istilah “Pendhalungan” sendiri merujuk pada perpaduan budaya Jawa dan Madura.
Berbagai kesenian adat khas wilayah Tapal Kuda dipertunjukkan, seperti Tari Gandrung Banyuwangi, Singo Ulung Bondowoso, dan Musik Dhug-dhug. Salah satu atraksi yang paling menarik perhatian adalah Tari Kiprah Glipang, seni tari khas Kabupaten Probolinggo yang berasal dari Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar.
Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, menekankan pentingnya menjaga kebudayaan daerah, terutama di tengah generasi muda yang mulai melupakan tradisi tempat tinggal mereka.
“Kegiatan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan merawat budaya daerah,” ujarnya.
Kepala BPKW XI, Endah Budi Hariani, juga menegaskan pentingnya melestarikan kebudayaan daerah agar tidak diklaim oleh pihak lain.
“Pada tahun 2023, sudah ada 12 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WTBDI) yang ditetapkan di Jawa Timur, dan pada tahun 2024 terdapat 13 yang telah ditetapkan,” jelas Endah.
Kegiatan ini juga memberikan ruang ekspresi bagi sanggar seni lokal serta mendidik masyarakat tentang kebudayaan daerah. Setidaknya delapan kabupaten dan kota di wilayah Tapal Kuda berpartisipasi dalam acara ini, masing-masing menampilkan kesenian khas daerahnya. Kabupaten Probolinggo dipilih sebagai lokasi acara karena kekayaan budayanya yang beragam, termasuk Candi Jabung.
Selain pementasan seni, acara ini juga menjadi ajang bagi warga Kota Kraksaan untuk menikmati produk-produk UMKM yang dipamerkan di lokasi acara.(AGS/SUC)