Ratusan Sapi di Jember Terpapar PMK, DPRD Usulkan Status Kejadian Luar Biasa

Jember – Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) terus meluas di Kabupaten Jember, dengan ratusan sapi dari 27 kecamatan terdampak sejak Desember 2024 hingga Januari 2025. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember, tercatat 763 kasus PMK. Dari jumlah tersebut, 61 sapi mati dan 21 lainnya dipotong paksa atau dimusnahkan oleh pemiliknya.
Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto, meminta agar pemerintah pusat segera memberikan perhatian lebih terhadap kasus ini dengan mengusulkan agar kasus PMK ini dimasukkan sebagai kejadian luar biasa, agar ada alokasi khusus untuk vaksinasi dan pengobatan
“Kami meminta OPD teknis untuk mengusulkan agar kasus PMK ini dimasukkan sebagai kejadian luar biasa, sehingga ada alokasi khusus untuk vaksinasi dan pengobatan,” ujarnya pada Selasa (7/1/2025).
Hingga saat ini, baru 42 ekor sapi dilaporkan berhasil sembuh, sementara ratusan lainnya masih menjalani pengobatan dan pemulihan. Penyebaran PMK yang sebelumnya hanya terjadi di 10 kecamatan pada awal Desember 2024, kini telah meluas ke 27 kecamatan dari total 31 kecamatan di Jember.
Candra beranggapan penyebaran akan semakin cepat dan ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu, penyebaran ini akan semakin meluas jika tidak segera ditangani dengan serius
“Mengingat penyebaran yang semakin cepat dan ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu, saya pikir penyebaran ini akan semakin meluas jika tidak segera ditangani dengan serius,” tambah Candra.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember juga mengimbau para peternak untuk menjaga kebersihan kandang, membatasi pergerakan hewan ternak, dan segera melaporkan gejala PMK pada ternaknya.
“Agar hal ini tidak semakin meluas saya mengimbau kepada para peternak untuk menjaga kebersihan kandang, membatasi pergerakan hewan ternak, dan segera melaporkan gejala PMK pada ternaknya, ” Ujar dinas ketahanan pangan dan ternak
Salah seorang peternak di Kecamatan Sumbersari, Pak Hadi, mengungkapkan kekhawatirannya dikarenakan mereka sudah mencoba menjaga kebersihan kandang, tapi tetap saja ada sapi yang sakit dan mereka berharap ada bantuan obat vaksinasi.
“Kami sudah mencoba menjaga kebersihan kandang, tapi tetap saja ada sapi yang sakit. Kami berharap ada bantuan obat dan vaksinasi,” ungkapnya.
Candra menegaskan bahwa penanganan PMK memerlukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan ketersediaan vaksin, alat pengobatan, dan bantuan bagi peternak yang terdampak
“Kami butuh dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan ketersediaan vaksin, alat pengobatan, dan bantuan bagi peternak yang terdampak,” tutupnya.(DEWI)