Tutup Iklan X

Kisah Romansa Ning Hj. Maftuchaful Khoiriyah dan Kiai Syarif: Perpaduan Ilmu dan Dakwah

Foto : Redaksi

Jawatimur – Pernikahan Ning Hj. Maftuchaful Khoiriyah, putri kelima Rais Am PBNU KH. Miftachul Akhyar, dengan Assoc Prof. Dr. KH. Moch Syarif Hidayatullah, menjadi momen penuh kebahagiaan yang dirayakan di tiga kota, yaitu Surabaya, Pasuruan, dan Jakarta. Acara ini dihadiri para ulama, tokoh publik, serta pejabat dari berbagai daerah.

Prosesi akad nikah berlangsung pada Jumat, (15/11) di Pondok Pesantren Miftachussunah Surabaya, dilanjutkan dengan tasyakuran di Hotel Ascent Premiere Pasuruan pada Minggu, (17/11). Rangkaian acara akan berakhir dengan resepsi yang direncanakan di Jakarta pada akhir November.

Dalam acara tersebut, hadir para tokoh terkemuka seperti KH. Abdul Qoyyum dari Ponpes An-Nur Lasem Rembang yang menyampaikan doa melalui daring dari Madinah, serta Gus Kikin (Ketua PWNU Jatim) dan Habib Achmad Bin Edrus Alhabsyi. Hadir pula Ust. Suhendi (Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ADDAI) dan beberapa pejabat lokal seperti H. Adi Wibowo, calon Wali Kota Pasuruan.

Kisah Inspiratif Kiai Syarif
KH. Moch Syarif Hidayatullah, yang kini menjadi pendamping hidup Ning Hj. Maftuchaful Khoiriyah, dikenal sebagai tokoh intelektual dan dai internasional. Ia adalah lulusan berbagai institusi ternama, mulai dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (kini UIN Jakarta) hingga menempuh fellowship di Marmara University Istanbul dan Prancis.

Tak hanya cemerlang dalam pendidikan, Kiai Syarif aktif berdakwah di berbagai belahan dunia, termasuk Jepang, Perancis, hingga Australia. Kiprahnya di dunia literasi juga patut diacungi jempol dengan lebih dari 50 buku yang diterbitkan, baik di dalam maupun luar negeri.

KH. Miftachul Akhyar menyampaikan alasan kepercayaannya pada Kiai Syarif sebagai pendamping putrinya.

“Beliau adalah sosok yang tidak hanya kaya ilmu, tetapi juga berdedikasi dalam dakwah,” ujarnya.

Pernikahan ini tidak hanya menjadi momen kebahagiaan keluarga, tetapi juga simbol penyatuan antara tradisi pesantren dan semangat dakwah internasional.(REDAKSI)